KERETA JAM TIGA PAGI
Kutunggu kau di peron ketika stasiun Jember dibalut embun Januari. Di antara sengatan dingin kursi-kursi besi. Di peluk ransel isi udara-udara kosong. Yang siap kuserahkan padamu bila kau tiba.
Kau datang dengan senyummu yang khas. Da Vinci meminjamkannya padamu, kataku dulu, dan sweater merah gelap itu. Kau lambai-lambaikan buat menyenangkanku
Kemana, tanyamu.
Banyuwangi, jawabku.
Terus ke Bali, seperti dulu, tanyamu.
Tak. Hanya sampai Banyuwangi.
Aku ingin ke Bali, pintamu
Aku pasrah
Geram lokomotif yang siap berpacu. Peluit kondektur menyalak
Kereta berangkat jam tiga pagi. Menggiring kabut, menggiring sepi, menggiring kita yang lelah memikul hidup. Diterangi lilin-lilin, kaupun berbaring di sela berkarung-karung cabe, singkong, bawang merah, dan ubi. Dan ibu-ibu yang menertawaimu..
Api lilin terombang-ambing disembunyikan dari angin yang membawa mimpimu bertemu ku.
Sudah. Bawa saja ku pergi, semaumu. Kataku
Depok, 0406
Tidak ada komentar:
Posting Komentar