SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Kamis, 23 Juli 2009

CERPEN

DARI BALIK BENTANG PITA KUNING

Dengan sarung tangan karet dia memungut sebuah pecahan logam yang tertempel di seserpih daging. Sebuah pinset dikeluarkan dari saku rompinya. Mencoba memisahkan logam dari benda yang berwarna merah segar itu. Dia tak tahu logam itu berasal dari serpihan apa –dia akan segera mencari tahu- tapi dia tahu seserpih daging itu milik yang sebelumnya adalah seorang manusia.

Teringat dia akan kakeknya, seorang modin. Laki-laki yang paling diperlukan di desanya dulu ketika ada warga yang meninggal dunia. Yang mengurus jenazah dari memandikan, mengafani, menyolatkan hingga memimpin rombongan pengantar ke kuburan. Kakeknya pernah berkata padanya ; ketika hidup, manusia harus saling memuliakan hingga ke liang lahat. Setelahnya manusia akan dimuliakan oleh alam dengan caranya sendiri. Seperti pembusukkan, pemisahan tulang belulang, hingga penyatuan kembali sebagai tanah. Tanah akan menumbuhkan tanaman yang sebagian akan dimakan ole manusia pula. Jadi kau harus memuliakan alam pula, karena mereka akan dan telah memuliakanmu.

Logam dan daging yag telah terpisah ditempatkan di dua buah tempat plastik transparan berbeda. Dua-duanya akan dikumpulkan dengan benda-benda yang serupa dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Tempat berpijaknya kini adalah sebuah restoran yang luluh lantak oleh sebuah ledakan bom. Ada kemarahan dalam dirinya pada entah siapapun di luar sana. Yang selama ini mendaku jalan mulia dengan cara membunuh sesama. Harusnya siapapun itu mengenal kakeknya terlebih dahulu. Melihat dan mendengar orang tua itu bagaimana cara memuliakan manusia hingga ke liang lahat.

Lalu dia berdiri dari jongkoknya. Di sampingnya telah berdiri temannya yang menenteng sebuah kamera digital dan sebuah tas besar bergantung di pinggang kirinya. “Gimana ? Berantakan ?” Tanya temannya itu.

“Yup, berantakan,” jawabnya singkat.

Berdua mereka saling bersitatap. Lalu menyapu pandang ruang yang remuk redam. Temannya menggeleng-gelengkan kepala. Sementara dia membuat gerakaN sedikit merentangkan kedua tangan, menghela nafas panjang dan bergumam “ manusia...”



Bogor 0709

Kamis, 16 Juli 2009

PUISI

DALAM TANUR

Berdesak-desak kami
berbatas dinding bata
tanur tinggi nganga
mulutnya menghadap
langit

Di bawah
berjejal-jejal cangkang
kering kelapa
dalam rongga
siap dinyalakan
api

Bila lelatu menari
dan asap telah
memenuhi ruang
tanda kami
kan segera
berubah

tapi sayang
sebagian dari
kami kan retak
bahkan pecah
tak berbentuk



Bogor 0709

Senin, 06 Juli 2009

CELOTEH

AYO INDONESIA, KAMU BISA !!!


Hari ini, Senin 6 Juni 2009, pagi-pagi saya didatangi oleh utusan dari RW ( belum resmi ). Beliau memberikan titipan surat undangan C 4 Pilpres 2009 untuk dibagikan kepada warga di sekitar saya. Kapasitas saya di sini adalah Sekretaris RT ( belum resmi juga ). Ya, kami adalah warga kompleks perumahan yang baru saja dibangun. Yang juga baru saja membentuk formatur RT / RW sendiri yang kelak setelah pilpres akan diajukan ke kelurahan untuk diresmikan. Status warga kami juga masih amburadul. Tapi yang jelas sebagian sudah menjadi warga RT / RW lama ( yang sudah lebih dulu ada ) dan masih warga dari daerah masing-masing sebelum pindah ke kompleks perumahan ini. Dan undangan yang datang pagi ini adalah undangan bagi warga yang telah terdaftar sebagai warga baru di RT / RW yang sudah lebih dulu ada.

Pemilu legislatif lalu sebagian besar kami tak terdaftar di RT / RW ini. Mungkin terdaftar pada daerah asal masing-masing. Juga saya. Tapi saya sendiri tak mengeceknya di daerah asal saya, karena sudah di luar kota. Butuh waktu dan biaya tersendiri untuk mengurusnya.

Pagi ini, dengan pikiran agar secepatnya sampai pada yang berhak mendapatkan undangan maka sayapun bergerak. Tapi alamak, dari jumlah undangan yang tak sampai 60 lembar ini sebagian ( mungkin sekitar 20 % ) terjadi kerancuan. Antara lain alamat dan nama yang diundang tak cocok. Dan satu udangan tidak termasuk warga di sekitar saya. Tapi alhamdulillah, setelah di cocok-cocokan akhirnya terjadi kesalahan alamat dan nama cuma pada lingkungan RT saya. Jadi bisa saling ditukarkan satu sama lain. Entahlah, bagaimana ini bisa terjadi. Saya sendiri belum terlibat dalam pendataan warga waktu itu. Saya cuma didatangi oleh seorang sukarelawan RT ( lama ) untuk menyerahkan fotokpi KTP dan KK yang juga baru saja jadi.

Hmmm....baru kali ini saya turut terlibat dalam silang sengkarut Pemilu. Sebagai warga tingkat terbawah yang turut repot, terpikir oleh saya ; ini baru setingkat RT bagaimana untuk tingkat yang lebih atas ? Baru kali ini saya turut merasakan betapa semua ini adalah hal yang tak mudah untuk dilaksanakan. Betapa tidak. Penduduk selalu bergerak atau berpindah. Data kependudukan sudah tak valid. Mungkin ada tangan-tangan oknum yang ingin memenangkan pihak-pihak tertentu. Tingkat kepedulian warga yang beragam. Oh...INDONESIAKU, begitu runyamkah ?

Tapi sudahlah. Saya pikir, Pilpres sudah di pelupuk mata. Selama ini kitapun sudah disuguhi kampanye-kampanye Capres. Dalam benak kita, sebagai pemilih yang cerdas tentu sudah dapat menilai mana Capres yang lebih pantas memimpin negeri ini ke depan. Atau malah tak akan memilih dengan berbagai alasan. Silakan.

Yang kita butuhkan sekarang dan kedepan adalah Indonesia yang lebih maju di segala bidang dari sekarang. Indonesia yang data kependudukannya lebih rapi dari sekarang. Tapi alangkah baiknya kita sebagai warga negara berpartisipasi ( menurut saya, tak memilihpun dapat juga berpastisipasi ) demi sebuah negara yang tak lagi amburadul. Entah dengan cara apa dan bagaimana. Atau malah pesimistik ? Jangan. Anak cucu kita masih mau jadi warga negara Indonesia kan ?

Saya berjanji mulai dari saya dulu ah. Mudah-mudahan kelak jadi Sekretaris RT yang baik dan dapat melayani warga dengan administrasi yang tak amburadul.

AYO INDONESIA, KAMU BISA !




Bogor 0709

Minggu, 05 Juli 2009

PUISI

SEPERTI MUSA

Ketika kau pinta ku memandang matamu, seperti Musa, aku pingsan menyaksikan runtuhnya gunung. Namun dalam mimpiku, seperti Musa, kubelah lautan dengan sebatang tongkat.

Dan ketika ku sadar, bibir ranummu telah begitu dekat.



Bogor 0709

Sabtu, 04 Juli 2009

PUISI

JEJAK ABADI

bilakah hujan kan menyapu jejakmu / tak, di pun turut hanyut ke kali / terus dan terus sampai menjadi awan / abadi bergantung di langit / hingga ku mati


Bogor 0709

Kamis, 02 Juli 2009

PUISI

BIRU

Daun kering
Jatuh melayang
Berlarat sesal

Ranting biru
Tatap hati
Patah meratap

Ohoy, seru angin
Ingat karmamu
Jiwa tak lekang
Oleh waktu

Ohoy, hibur bumi
Datanglah padaku
Kan peluk hingga
Tiba masamu




Bogor, 0709

PUISI

BERDIRIKU


Berdiriku pada sebuah ruang
penuh dengan jendela pemandangan
dirimu dengan berbagai wajah

Kutunggu kau buka
satu pintu untukku



Bogor 0709