SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Kamis, 20 November 2008

CELOTEH

SEBUAH CATATAN KECIL TENTANG CINTA

Sekitar duapuluh tahun yang lalu saya mempunyai sebuah buku catatan kecil. Boleh dikatakan itu sebuah diary. Di sana saya membikin puisi, menumpahkan perasaan, penilaian atas kejadian sehari-hari yang saya alami. Di setiap halaman bagian bawah buku catatan kecil itu tercetak kata-kata bijak dari para tokoh-tokoh dunia, filsuf, penyair. Ada satu kalimat yang saya ingat dari tokoh yang saya lupa namanya, yang kira-kira berbunyi : Cinta itu seperti angin. Hanya dirasakan ketika ranting-ranting merundukkan dedaunan. Saat itu saya langsung berpikir usil : Nah, cinta juga seperti kentut dong...., hanya diketahui keberadaannya ketika baunya telah menyebar ruangan.

Di usia-usia remaja seperti itu, dari teman sebaya, sangat sering saya mendengar pertanyaan tentang cinta. Apakah cinta itu ? Dari kata-kata bijak itu sayapun berangkat untuk mencari arti cinta. Awalnya saya cuma berpikir tentang hubungan seorang laki-laki dan perempuan. Di sana cinta mewujudkan dirinya. Namun kemudian saya menangkap juga cinta orang tua kepada anaknya. Teringat ungkapan : Kasih ibu sepanjang jalan.

Pada awal masa kuliah, saya menemukan cinta yang lain. Cinta seorang Muhammad Iqbal, penyair dan filsuf dari Pakistan. Dari sana saya menemukan jalan kepada Jallaludin Rumi. Huh ! Cinta sejati mereka adalah Sang Maha Hidup. Sang Akbar adalah cinta sesungguhnya. Meski baik dan buruk menimpa ciptaanNya. Justru itulah wujud dari cintaNya. Mengajak mahlukNya berpikir tentang sebab akibat. Cinta.

Saya sendiri pada akhirnya tak mencari arti cinta itu tapi menjadi tahu ketika cinta itu datang. Benar seperti tulisan yang saya ingat di buku catatan kecil saya dulu : Cinta itu seperti angin. Hanya dirasa ketika merundukkan ranting dan dedaunan. Di sana baru sadar adanya dedaunan yang terpacak pada ranting. Ranting yang melekat pada batang. Batang menghunjam pada tanah. Tanah adalah bumi. Bumi adalah bagian kecil dari sebuah tata surya. Dari Tata surya-tata surya yang bermilyar-milyar jumlahnya.

Bagi saya arti cinta kini tak penting tapi penting adalah akibatnya.





Bogor 1108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar