SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Jumat, 27 Mei 2011

PUISI


TANPA


Tanpa disebut hujan, dia tetap titik-titik air yang jatuh dari langit
Tanpa dinamai malam, dia tetap gulita yang menyelimutimu
Tanpa dijuluki matahari, dia tetap yang dinanti di pagi hari
Tanpa disebut apapun, dia adalah keniscayaan



Bogor 0511

Selasa, 24 Mei 2011

PUISI


SELALU



Selalu

Bila ku bangun

Dari tidur malamku

Inginkan bangkit tanpa nama

Yang kau panggil-panggil

Dan kau sebut

Selalu





BOGOR 0511 

Senin, 09 Mei 2011

PUISI

KEMATIAN SUKROSONO

Lesat lesatlah panah Sumantri. Membelah angin tak henti. Selain titah Dewata siapa yang hendak hentikan kehendak. Kisah pilu kematian Sukrosono di tangan sang kakak.

Pengabdian tiada batas. Kang…elu…Kang. Lidah kelunya merengek membahana di alam suwung. Permintaan tanpa putus atas dasar welas asih sang adik.

Apa daya Sukrosono buruk rupa. Meski pintar dan sakti mandra guna. Membongkar Sriwedari. Sriwedari oh Sriwedari dambaan seorang putri. Demi cinta Sumantri. Cinta Sumantri.

O alam gung liwang liwung. Siapa yang hendak memahami hati. Bila pengabdian tiada saksi. Titah Dewata. O Titah Dewata. Kesedihan. O kesedihan.





Bogor 0511

Jumat, 06 Mei 2011

PUISI


KEPADA ….


Kepada April yang tlah lewat

Kepada hujan yang masih saja runtuh

Kepada burung  penanda kemarau

Kepada matahari yang kian galak menyalak

Kepada  sesal akan sesuatu yang telah terjadi

Kepada gembira yang membawa lupa

Biarkanlah kembali

Semua dalam kosong

Dan kisah-kisah tanpa ujung



Bogor 0511


Selasa, 03 Mei 2011

OLEH-OLEH

SENJA DI SITU SILALA

Situ Silala terletak di desa Jampang kecamatan Kemang, Bogor. Tempatnya sangat mudah dijangkau karena berada di dalam sebuah perumahan Telaga Kahuripan. Di antara kegiatan pengunjung situ (danau) yang sedang menikmati suasana senja, mata saya tertumbuk pada salah satu keramba peternakan ikan di sana. Tampak tiga orang laki-laki sedang bercengkerama di antara tonggak-tonggak dan jembatan-jembatan yang terbuat dari bambu. Penasaran, saya temui mereka.

Ternyata dua di antara mereka sedang mencelupkan kakinya di danau. Pemandangan yang akhir-akhir ini sering saya lihat di mall perkotaan saya jumpai di sini. Kaki mereka sedang digigiti ikan-ikan kecil. “sedang memberi makan ikan, Mas,” kata salah satu dari mereka sambil tertawa ketika saya tanya sedang apa. Dia adalah Mang Narin, salah satu petani ikan dari 10 orang pemilik keramba itu. “Iya, ini ikan yang suka di mall-mall itu,” katanya lagi.


Di keramba itu Mang Narin beternak berbagai jenis ikan. Di antaranya Ikan Mas, Ikan Mujair, Ikan Bawal, Ikan Mas koki , beberapa jenis ikan hias dll. Di keramba ini kebanyakan ikan, selain ikan hias, hanya sebagai pembesaran dari bibit. Setelah sedikit besar akan datang pedagang yang membelinya untuk dibesarkan lagi di suatu tempat sehingga siap untuk dikonsumsi.


Setelah memberi makan sambil bercanda tawa. Saatnya Mang Narin memberi makan dengan lebih serius. Laki-laki itu pun beranjak dari duduknya. Menuju gubuknya dan bersiap menebarkan berbagai jenis makanan ikan ( pellet ).