SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Minggu, 28 Desember 2008

CERPEN

HUJAN AKHIR TAHUN

Tak sepatah kata kutemukan meski sudah hampir limabelas menit aku menatap layar yang berpendar di depanku. Tadinya kupikir aku akan dapat menemukan puisi di tengah hujan akhir tahun yang mengguyur di depan jendela. Namun deranya yang terlalu deras justru mengganggu gelombang otakku. Aku tak dapat menangkap apa-apa dari guyurnya. Harusnya kuhentikan saja. Meninggalkan laptop dalam keadaan tetap menyala. Melakukan hal-hal lain seperti, menonton televisi atau menonton hujan saja. Tapi kenapa aku tetap duduk terpaku. Bahkan seolah suara hujan di luar sana datang terus dengan hardikan : TULIS PUISI, TULIS CERITA, TULIS APA SAJA

Selain layar yang terus berpendar, di depanku ada sebuah jendela bertirai kuning gading yang sedang terbuka. Tirainya menari-nari ditiup angin. Jendela itu menghadap sebuah taman yang kubikin dengan tanganku sendiri. Taman di depan rumahku yang bergaya tropis. Tapi temanku pernah berkata :

Mindahin hutan nih...ke depan kamarmu.

Di seberang tamanku ada sebuah jalan kompleks perumahan yang sepi. Kini aku sedang memandang ke jalan itu. Mataku terpaku di sana tapi tidak pikiranku. Pada air hujan yang terus menerus menerpa aspal. Bunyinya kian berdentam di kepalaku.

Pikiranku perlahan menyusun derap air membuat sebentuk manusia. Sedikit demi sedikit menjadi sesosok gadis kecil. Rambut diikat ekor kuda. Bergaun abu senada dengan warna aspal. Berkulit seputih kelopak Spatyphylum. Wajahnya, menyungging senyuman dengan tatap yang ramah. Namun ada setitik duka di pupilnya. Sedang bertanya pada diriku :

Boleh aku singgah di kamarmu. Aku kedinginan di luar sini. Sebentar lagi hujan menghanyutkanku ke kali. Boleh ?




Bogor, 1208

3 komentar:

  1. biarkan puisi ini dalam lemariku
    biar saja dalam hati dan hilang
    semoga tiada siapa juga yang tau
    tapi bagaimana agar mereka mengerti aku
    manakala puisi ini hanya sendiri..

    Bermimpilah seluas samudera hatimu,
    dan menjadikan mimpi itu menjadi kenyataan
    seorang pujangga yang mampu melahirkan kata ia mampu berucap
    “Tiada yang paling bernilai pada sebuah kejayaan selain sebuku usaha"
    daripada jadi kena debu mari kita coba berkarya dalam sebuah buku cetak
    • cukup kirimkan semua karya ke alamat ini
    sastra_antropologi@yahoo.com
    karya akan diseleksi sehingga dapat mencapai
    suatu tujuan yang baik bagi sipembaca yang Insya Allah akan dicetak dan dibukukan.
    terimakasih atas partisipasinya
    "Kalau Bukan Kita Siapa Lagi"
    jangan pernah takut untuk melangkah
    untuk pengiriman naskah harap dalam format word

    Keterangan Lebih Lanjut : http://lembahkasih.page.tl

    BalasHapus
  2. Nice poem. I like it much.

    BalasHapus
  3. Kawan, terimakasih telah datang, mengapresiasi tulisan yang ada di bilik kecilku ini. Semoga menjadi semangat dan inspirasi.

    BalasHapus