JEJAK DETAK
Detak suara keretakah yang membawamu padaku
Ah, Tak. Itu suara degub jantungku bertemu mu
Ingatan, loncatan listrik pada pantograf
Kata-kata menghambur tak keruan
Menyetrum udara yang sedang basah
Bisu
Masih kubayangkan kau memandang keluar
Sore yang berlari dikejar malam
Lalu seorang tukang koran menyapa kita
Ah, dia masih di sana
Dengan pipi tembem dan kumis kecil melintang
(masih ingatkah)
Dia memandangku
Matanya bertanya tentangmu
Harusnya kujawab ; telah pergi
Bersama burung-burung yang selalu migrasi
Tapi tukang koran itu lebih dulu berlalu
Tanpa menunggu jawabanku
Dan kini kereta terus berjalan
Melewati lebih dari stasiun yang pernah kita hitung
Dan entah berapa lagi pemberhentian
Tahukah kau
Tak ada jejak kecuali rel yang memanjang
Dan terus memanjang, tak pernah kembali
Kini aku sibuk mendengar detak jantungku
Sendiri
Bogor, 1208
Tidak ada komentar:
Posting Komentar