SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Kamis, 18 Desember 2008

PUISI

BUKAN SEORANG SAWYASACIN
; Si

Dia duduk termenung di rindang pohon hayat. Berlindung dari matahari yang kian meninggi. Nyanyi Sang Purusotama berdengung di kedua telinga. Sesekali dia bersenandung kata yang diingatnya.

Tiba-tiba seekor burung berbulu seputih salju datang dan hinggap di salah satu rantingnya. Seolah membaca jiwanya, burung putih itu pun berlagu :

O, jiwa peragu, jiwa peragu,
Kau senandungkan nyanyi Sang Putra Wisnu
Tapi kenapa jiwamu bimbang, O, peragu
Tak kau lihatkah Sang Dananjaya
Teguh jiwanya dalam dharma
Bukankah kau juga pemilik panah api
Seperti punya Putra Kunti

Dia menjawab lagu sang burung:

O, burung putih, burung putih
Jiwaku memang peragu
Tapi juga pemilik panah api
Bolehkah aku bertanya
Dharmaku ada di mana
Telah kulesatkan berkali-kali
Panah api pada semua arah
Agar semua orang terbakar cinta
Damai milik Sang Hyang nan Suci

Burung putih salju kembali berlagu :

O, jiwa peragu
Sewajarnyalah para satria berpanah api
Merentangkan busurnya pada semua arah
Demi Sang Pemilik Cinta Sejati
Terbakar, terbakarlah Mayapada
Karenanya dirimu juga membara
Api cinta Empunya Hidup
Maka hiduplah jangan meragu
Seperti Arjuna Kuntiputra

Setelah berlagu dengan suara yang merdu, sang burung kembali terbang tinggi. Menghilang pada langit biru tak berawan. Meninggalkan dia yang masih terpekur di bawah pohon hayat. Dalam pikiran bergolak sang peragu, dia berkata dalam hati. Pada dirinya sendiri :

Duh, aku hanya seorang papa, berpanah api namun bukanlah sawyasacin. Tapi selalu kudengarkan nyanyi Sang Janardana. Duh, Gusti aku mohon ampun.




Bogor, 1208

Catatan :
Sawyasacin = Arjuna ( pemanah ulung )
Dananjaya = Arjuna ( penakluk harta kekayaan )
Putra Kunti = Arjuna ( anak Kunti )
Kuntiputra = Arjuna ( anak Kunti )
Purusotama = Kresna ( Jiwa yang Agung )
Putra Wisnu = Kresna ( anak Dewa Wisnu )
Janardana = Kresna ( pendorong pembaharuan )

Semua nama-nama di atas dikutip dari kitab BHAGAVADGITA, Nyoman S.Pendit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar