SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Sabtu, 29 November 2008

CELOTEH

AKU BICARA POLITIK


Ada seorang kawan yang datang ke rumah. Dia adalah kawan di masa SMA. Kawanku itu dulu adalah seorang Ketua OSIS sebelum aku. Jadi dulu dia menyerahterimakan jabatannya kepadaku. Di rumah kami bercengkerama saling bercerita tentang masa lalu.

Tiba pada sebuah cerita seorang teman di Makasar yang menjadi caleg sebuah partai, kawanku menanyakan apakah aku tak juga tertarik pada politik. Mengingat aku dulu senang berorganisasi. Kujawab ; aku tak tertarik pada politik. Yang ternyata, menurutku, hanya sebuah permainan kepentingan yang teramat sempit.

Aku mempunyai pengalaman berorganisasi sejak usia belasan. Di usia 14 tahun aku sudah duduk sebagai sekretaris Karang Taruna di kampungku di Surabaya. Dari sana aku mulai belajar mengelola sebuah organisasi. Di sana aku mulai belajar mengetahui karakter setiap individu. Bagiku ini adalah hal yang menarik. Bagaimana sebuah organisasi dibentuk untuk memberikan manfaat kepada setiap orang / anggota. Mencapai sebuah cita-cita bersama, tapi tak setiap kepala mempunyai pandangan dan cara berpikir yang sama.

Selanjutnya ketika SMA akupun pernah menjadi Ketua OSIS. Kemudian ikut berbagai organisasi bahkan pernah diundang untuk turut dalam dua organisasi kepemudaan besar yang berbeda. Akupun turut hadir dalam beberapakali undangan pertemuannya. Tapi semakin dalam menyelam, semakin aku tak mengerti akan perjalanan sebuah organisasi. Bagiku sangat jelas, berorganisasi adalah menyatukan berbagai kepentingan dan pemikiran ke sebuah wadah untuk mencapai cita-cita bersama. Tapi ternyata, yang kulihat di sana adalah cita-cita dan kepentingan-kepentingan individu lebih menonjol daripada kepentigan dan cita-cita bersama. Aku melihat, bahwa seseorang turut menjadi anggota organisasi atau menjadi pengurusnya demi untuk memperluas pergaulan, mendapatkan kolega yang ujung-ujungnya melancarkan bidang usaha yang ditekuninya. Memperkaya diri sendiri secara materi.

Pun melihat keluar pada sebuah organisasi besar yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aku jadi bertanya-tanya ; dimanakah cita-cita dan kepentingan bersama ? Yang tampak kini justru cita-cita dan kepentingan individu. Cita-cita dan kepentingan sempit yang ditumpangkan pada cita-cita dan kepentingan bersama, sebuah bangsa. Partai politik, sebuah organisasi yang menopang negara, tak ubahnya sebagai pohon besar di hutan yang mempunyai banyak tanaman parasit yang sibuk menjulurkan dirinya sendiri demi mencapai sinar matahari sambil terus menghisap tanaman indungnya. Sang pohon besar masihlah berakar pada tanah rakyat. Dia terus menerus mencari makan pada tanah yang kian lama kian habis kesuburannya.

Yang menjadi pertanyaaku sekarang ; Apakah kita masih mempunyai cita-cita bersama ? Kalau jawabannya, Ya. Kenapa kita hampir selalu mencari jalan sendiri-sendiri ? Sebuah kapal besar yang menuju arah tertentu sebelum berlayar pasti sudah mempunyai persiapan dan navigasi yang matang. Tapi kenapa setiap penumpangnya mempunyai perahu sekoci sendiri-sendiri. Hingga kapal hampir tak dapat bergerak karena sudah dipenuhi oleh sekoci-sekoci masing-masing penumpang.

Kembali pada seorang kawan yang datang berkunjung. Sebaiknya aku berterimakasih padanya atas pertanyaan yang telah menggelitik pikiranku. Terus terang aku masih tertarik dengan organisasi tapi tidak dengan organisasi politik atau partai politik. Setidaknya untuk saat ini. Entah nanti. Dunia selalu berubah bukan. Begitu juga dengan manusianya.




Bogor 1108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar