INSTALASI GAWAT DARURAT
Malam-malam setelah lebaran, Instalasi Gawat Darurat. Sum menangis tersedu. Suamiku, katanya, tergolek tak berdaya. Menahan sakit di pundak dan lengan kanannya
Tak dinyana, Lebaran berbuah petaka. Ketupat, emping melinjo, opor ayam, sambal goreng ati, ampela, petai, sayur buncis nikmat tiada tara
Malam takbir adikku mengirim masakan, ceritanya. Alangkah nikmatnya. Buka puasa, tanpa menunggu esok, masakan disantapnya. Alangkah nikmatnya. Salah satu kebahagiaan orang berpuasa. Sebelum berjumpa Yang Maha Kuasa tentunya.
Beduk bertalu dan perut suaminya pun begitu. Santap saja, tadi hari terakhir puasa. Alangkah nikmatnya.
Malam takbir berlalu, sholat Iedpun ditunaikan. Sepulang dari lapangan santap lagi ketupat, emping melinjo, opor ayam, sambal goreng ati, ampela, petai, sayur buncis nikmat tiada tara.
Tiba saatnya, sore, tubuh suamiku mengelejat. Terkapar di tempat tidur menahan sakit. Tiada tara. Tergopoh-gopoh malamnya kubawa dia ke Instalasi Gawat Darurat.
Bu, suami ibu terkena asam urat. Sementara saya akan memberikan penghilang rasa sakit, kata Bu Dokter. Apa itu, Tanya Sum. Saya akan memasukkan obat lewat anus suami Ibu.
Astaga. Anus suamiku akan dimasuki obat. Oleh Bu Dokter. Obat macam apa.
Malam-malam setelah lebaran, Instalasi Gawat Darurat. Sum menangis tersedu. Suamiku, anusnya dimasuki obat. Oleh Bu Dokter. Aku tak dapat membayangkannya.
Alangkah....
Bogor, 1008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar