MENEMUINYA
Ku temui dia di sana
Duduk terkantuk-kantuk
di kursi tua rumah renta
lengkung langit
tempat tersunyi di bumi ini
Pak, aku yang datang, sapaku
Dia membuka mata, pelan
tersenyum sebelum menutupnya
kembali
Apa kabar, pak, tanyaku
Hmmnyemmyem hhhhhhhh
Kabarku selalu baik
Tapi kemudian
Sontak matanya terbelalak
Lalu bertanya padaku
Hah, musim apa ini
Aku tak mendengar daun gugur
Aku tak mendengar burung migrasi
Aku tak mendengar desir pinus
Aku tak mendengar perjalanan bulan
Aku tak mendengar salak matahari
Aku tak mendengar tangis srigala
Bahkan aku tak mendengar seringai petir
Pak, bapak mungkin terlalu nyenyak tidur, kataku
Sehingga bapak tak mendengar semuanya
Apakah selama ini semua berjalan dengan semestinya, tanyanya
Hampir seperti itu, jawabku.
Apakah manusia masih suka meratapi kepergiannya, tanyanya
Hampir masih seperti itu, jawabku
Lalu, siapa kau, tanyanya
Lupakah pak, aku anakmu,
Yang manakah, tanyanya
Yang masih terbata-bata mengaji ucapanmu
Yang masih tertatih-tatih menempu petamu
Yang masih terjungkal-jungkal di petunjukmu
Yang masih …….
Yang masih saja bodoh dan datang kemari hanya untuk bertanya kembali, potongnya
Lalu dia tertidur lagi
Bogor 0111
Tidak ada komentar:
Posting Komentar