SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Senin, 04 Mei 2009

CELOTEH

DADU

Dadu. Kubus berwajah enam itu adalah sebuah permainan kemungkinan. Petaruh dan pelempar tak pernah tahu, angka yang bakal keluar. Dadu, sesungguhnya adalah juga sebuah permainan nasib. Namun pada sebuah epos kita tahu siapa pemenang permainan itu. Nasibpun dapat dipermainkan. Duryudana dengan Patihnya Sengkuni berhasil menipu Yudhistira, entah dengan cara apa mengolah dadu hingga selalu memenangkan mereka. Segala yang dipertaruhkan sulung Pandawa itu berhasil disita Kurawa. Bahkan Drupadi, istri Yudhistira yang menjadi bahan pertaruhan adalah sebuah cerita tragis dari masa ke masa. Permainan itu juga berhasil membuat Pandawa terusir dari kerajaannya selama dua belas tahun.

Dadu adalah sebuah permainan dengan kemungkinan yang seimbang. Meski kadarnya ditentukan oleh besar kecilnya enam angka yang tertera di sana, tapi hasil akhirnya adalah sama. Menang atau kalah. Tapi bagi para pemain profesional, mereka sangat tahu besar atau kecil kadar kemungkinannya. Dan jangan lupa, mereka juga banyak tahu cara mengakalinya.

Hari-hari ini kita sedang terlibat dalam sebuah permainan dadu. Dadu politik yang hendak menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan. Entah kita menganalogikan mana dadu, mana angka, mana pemain, mana pelempar, mana petaruh, pada kondisi kita sekarang. Ah, jangan-jangan kita pun mulai bertanya, adakah kita juga bercermin pada kisah besar Mahabarata itu. Yang berakhir pada sebuah perang habis-habisan. Menyisakan penyesalan berlarat-larat seorang Yudhistira bersama seekor anjingnya yang setia. Mudah-mudahan tidak.



Bogor 0509

Tidak ada komentar:

Posting Komentar