SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Jumat, 12 Agustus 2011

CELOTEH


Kisah Nyata

MALAIKAT PENOLONG DI SIANG BOLONG


Jumat siang di bulan puasa ini matahari bersinar terik sekali. Tapi saya harus keluar untuk memfotokopi beberapa dokumen. Kebetulan tempat langganan fotokopi saya ada di pinggir jalan besar KH Abdullah bin Nuh, Bogor. Jalan yang trotoarnya sedang dalam pengerjaan.

Ketika saya sedang menunggu dokumen saya dikerjakan datanglah sebuah mobil van yang dikendarai seorang ibu. Dia memarkirkan mobilnya tepat di depan kios fotokopi. Dia ternyata juga hendak memfotokopi dokumen. Karena dokumennya cuma satu maka diapun cepat selesai dan angkat kaki dari kios itu.

Dia kembali ke mobilnya dan bersiap pergi. Tapi apa yang terjadi ? Alamak ! Ketika mobil itu bergerak, kaki-kakinya ban depan tersangkut kanstin trotoar. Mobilpun meraung-raung tak bisa jalan. Si Ibu itu sendiri di dalam mobil tampak kebingungan. Saya yang  hanya beberapa meter di depan kejadian memberikan isyarat agar si ibu tak terus mencoba menjalankan mobilnya. Karena toh akan percuma.

Saya akhirnya turun untuk membantu si ibu dengan cara mencoba singkirkan batu-batu,  beton dan kanstin yang membuat kaki-kaki mobil itu tersangkut. Tapi apa daya kaki-kaki itu sudah tersangkut demikian dalam. Dibantu oleh tukang foto kopi kami mencoba membongkar beton di bawah mobil. Tentu saja ini membutuhkan tenaga yang ekstra keras. Tak lama keringat kami pun bercucuran. Dan tak kunjung berhasil.

Berbagai akal kami berdua tempuh demi membebaskan mobil itu. Termasuk diantaranya menggoyang-goyang mobil itu. Pikiran saya, mobil ini harus diangkat. Mau minta tolong orang di sekitar jalan itu saya tak terlalu yakin mereka mau. Beberapa orang tampak melihat saja.

Di tengah kami bertiga yang kehabisan akal, tiba-tiba entah dari mana ada seorang bapak berbaju batik, berpeci datang menghampiri. Bapak itu saya rasa berusia sekitar 60 tahunan. “Diangkat saja, Mas,” katanya

“Iya. Saya tadi juga berpikir begitu. Tapi sendirian saya nggak kuat,” kata saya.

“Ya sudah mari saya bantu,” kata bapak itu sambil menghampiri ban belakang dekat saya berdiri.

“Yakin pak ?” Tanya saya agak meragukan kesehatan dan kemampuan sang Bapak. Mengingat usia dan fisiknya saya takut nanti terjadi sesuatu pada beliau akibat mengangkat mobil itu. Sebab saya sendiri pernah cidera pinggang gara-gara mengangkat mobil teman yang salah satu bannya tercebur ke dalam got.

“Ayo lah, kita coba,” kata bapak itu dengan nada optimis.

Sekali angkat, mobil di-gas, mobil tak bergerak. Dua kali angkat, mobil di-gas, lepaslah kaki-kaki roda depan mobil itu dari kanstin yang menahannya. Mobil pun berdiri normal di jalanan aspal. Kami berempat pun tertawa puas atas keberhasilan itu.

Setelah saling mengucapkan terima kasih dan ibu itu pergi dengan mobilnya, saya pergi ke kran air yang ditunjukkan tukang fotokopi untuk mencuci tangan. Setelah mencuci tangan saya berharap bertemu kembali dengan bapak berbaju batik dan berpeci itu. Namun si bapak itu sudah tak ada di tempat kami berdiri tadi. Saya pikir dia tadi juga sedang mengantri untuk mencuci tangan.

Saya tanyakan kepada tukang fotokopi, kemana perginya bapak tadi. Tak ada yang tahu. Saya mecoba berkeliling ke tempat-tempat terdekat, mencari ke mana perginya si bapak tadi. Saya tak juga menemuinya.

Saya kembali ke tempat fotokopi dan bertanya lagi ke mana perginya bapak tadi. Mereka menjawab,“malaikat kali, Mas. Abis nolongin, ngilang dia…. Hahaha..” Sayapun ikut tertawa.

Ya mungkin bapak itu adalah seorang malaikat. Wallahualam.




BOGOR, 0811





Tidak ada komentar:

Posting Komentar