SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Rabu, 29 Desember 2010

CELOTEH

SEPAK BOLA INDONESIA, KAPAN KELUAR DARI TEMPURUNGNYA ?

* Lagi. Catatan pengamat sepak bola amatiran *

Bagai katak dalam tempurung, begitulah saya mengibaratkan sepak bola Indonesia. Betapa tidak, selama kita merdeka Timnas Indonesia tiada gaungnya di kancah dunia. Kita hanya berkutat di ( tempurung ) Asia Tenggara. Sebuah pertanyaan klasik, kalau ditilik dari jumlah penduduk yang lebih dari dua ratus juta jiwa, apakah kita tak mampu menyaring pemain sehingga membentuk tim yang tangguh sehingga mampu bermain di tingkat dunia ?

Di tengah ingar bingar Piala AFF 2010 sesungguhnya kita telah disadarkan bahwa jawaban atas pertanyaan klasik itu telah ada. Sungguh tak dinyana, Timnas kita kali ini bermain lebih rapi dan bersemangat. Meski ( tak dapat dimungkiri ) terdapat pemain naturalisasi di sana, namun permainan pemain lokal lebih menawan dari yang sudah-sudah. Di sini peran pemain naturalisasi dengan semangat profesionalismenya adalah salah satu pendongkrak semangat pemain lokal.

Berbicara tentang sepak bola ( tempurung ) Asia Tenggara, saya yakin semua penggila dan pengamat sepak bola kita sepakat, sesungguhnya di lingkaran ini sepak bola tidaklah berkembang. Coba simak, tim Negara mana yang mampu berbicara di kancah yang lebih tinggi ? Mungkin kita pernah melihat kiprah Thailand di tingkat Asia. Tapi ya begitu-begitu saja.

Saya mengamati sepak bola Asia Tenggara penuh intrik dan ketidak sportifan. Secara nyata di lapangan sering kali terjadi hal-hal yang menciderai sportifitas. Seperti bermain kasar, mengulur-ulur waktu dengan berbagai cara yang menyebalkan. Belum lagi tingkah pendukung yang meneror pemain dengan berbagai cara agar timnya menang. Seperti insiden terakhir di mana pendukung Malaysia memainkan sinar laser untuk mengganggu pemain Indonesia. Yang paling mencolok terjadi adalah di tahun 1998 ketika Piala AFF masih bernama Piala Tiger. Saat itu dua tim menghindari bertemu Vietnam, sang tuan rumah, yang notabene sedang kuat-kuatnya. Maka Thailand bermain super negatif dengan membiarkan Indonesia menyerang untuk menang sehingga bertemu Vietnam. Untuk mengakali indikasi kecurangan itu, pemain Indonesia justru bertindak lebih ekstrim dengan melakukan gol bunuh diri yang konyol. Sepak bola Asia Tenggara ibaratnya sepak bola antar kampung ( tarkam ) di Indonesia. Yang cenderung bermain kasar, curang dan tak jarang berujung tawuran antar kampung pendukung.

Di Piala AFF 2010 ini terpetik sepercik asa akan kualitas permainan kita di tangan Alfred Riedl. Bohong apabila ada yang mengatakan bahwa pemain kita tak akan pernah dapat berkiprah di tingkat dunia. Kini seseungguhnya tinggal bagaimana mengelola dan merubah cara berpikir kita. Pelatih Austria ini sudah memberi beberapa contoh seperti mendepak Boaz karena indisipliner, melarang media terlalu sering mengusik pemain dan yang terakhir melarang seremonial-seremonial ( akhirnya ) yang dapat merusak konsentrasi pemain.

Ayo Sepak Bola Indonesia ! Keluar dari tempurungmu !


Bogor 1210

Tidak ada komentar:

Posting Komentar