SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Selasa, 21 Desember 2010

CELOTEH

GELIAT TIMNAS INDONESIA DI PIALA AFF 2010

* catatan pengamat sepakbola amatiran *

Sebagai penggemar sepak bola, di Piala AFF 2010 ini saya disuguhi permainan yang menarik dan menjanjikan Timnas Indonesia. Betapa tidak, selama ini saya hampir selalu menyaksikan Liga Inggris dengan permainan sistematika yang menawan kini permainan yang hampir sama tersebut dilakukan oleh Timnas kita. Jujur saja, sejauh ini pengamatan saya terhadap permainan Timnas kita yang sudah-sudah adalah kacau balau. Seperti tim yang tidak pernah latihan. Di mana koordinasi antar lini sering kali berantakan. Pengertian antar pemain jarang terjadi. Memang tampak keahlian individu beberapa pemain. Tapi apalah artinya bila ketika sampai pada saatnya dia mengumpan tak ada kawan yang mengerti pergerakannya. Ada kerjasama di belakang hingga ke tengah, di bagian depannya kurang menyambut. Peluang terbuang sia-sia. Tampak sekali antar pemain saling mengandalkan satu sama lain. Seperti sudah tahu sitematikanya tapi kurang paham menjalankannya. Ditambah lagi oleh stamina yang kedodoran. Ini tampak di sekitar sepuluh menit terakhir babak pertama dan dua puluh lima menit terakhir babak kedua.

Di Timnas Piala AFF 2010 kali ini hampir semua kekurangan itu diperbaiki. Tampak sekali sistematika sepak bola sudah dimainkan. Bahkan tampak bergerak secara reflek. Ketika menyerang, ada gelandang yang turut membantu. Bahkan beberapa kali gol dihasilkan dari baris kedua ini. Ketika bertahan, tak hanya pemain belakang yang berjibaku, tapi pemain tengah bahkan depanpun turun keluar dari areanya. Setiap kali umpan selalu ada pemain yang menyambut. Bahkan seringkali umpan daerah terkejar. Terutama oleh pemain sayap yang memang tampak ditugaskan demikian. Setiap pemain disiplin menjaga daerahnya. Beberapa kali tampak bertukar posisi untuk mengecoh lawan. Seperti sebuah system yang berjalan dengan otomatis. Tanpa menunggu atau mengandalkan kawan yang lain. Karena yakin bahwa aka nada teman yang segera menerima umpan.

Saya percaya ini dihasilkan oleh seorang pelatih utama bertangan dingin yang telah memilih pemain sesuai dengan idealismenya dan sistematikanya. Kalau tidak, tentu permainan yang diinginkannya tak akan berjalan. Di sinilah kelihaian pelatih dibuktikan.

Adalah Alferd Reidl yang menukangi Timnas Indonesia kali ini. Dari awal pelatih asal Austria ini sudah mengatakan bahwa dia akan memilih pemainnya sendiri dan tak mau dicampuri. Nah, dari pernyataan ini terbukti sudah bahwa selama ini pelatih tak mendapatkan hak otonominya seratus persen. Pantas saja pemain tampak tak kompak satu sama lain. Permainan selalu tampak timpang. Karena saya yakin bahwa pelatih yang baik pasti tahu benar kebutuhan untuk tim-nya. Maka dia akan memilih siapa-siapa yang akan menempati posisinya. Salut juga perlu diacungkan kepada Reidl, bahwa dia telah menetapkan sebuah disiplin yang tinggi terhadap pemainnya. Terbukti, pemain sekaliber Boaz Salossa dia coret karena mangkir hingga hari terakhir pemanggilannya. Padahal pemain ini tergolong bertalenta tinggi. Buat apa sebuah talenta yang tinggi bila tak disiplin. Bakat hanya 10 persen penentu keberhasilan seseorang. Selebihnya adalah disiplin dan kerja keras. Begitu kata sang bijak.

Inilah Timnas yang didambakan oleh penggila bola di Indonesia. Sebuah tim dengan sistem permainan yang rancak dan memikat. Kali ini saya tak lagi sering kecewa bila seorang pemain mengumpan pada ruang kosong entah siapa yang dituju. Saya tak lagi sering kecewa melihat seorang penyerang yang hanya menunggu bola matang. Kini semua barisan tampak bekerja keras dan berbuat demi kemenangan tim dan kebanggaan bangsa. Namun meski begitu masih ada kekurangannya. Yakni stamina yang masih kedodoran di dua puluh menit terakhir babak kedua. Beruntung kita masih melawan tim se Asia Tenggara yang secara fisik dan stamina hampir sama. Kalau melawan kesebelasan Korea Selatan atau Jepang mungkin sudah lain ceritanya.

Ke depan semua masih perlu ditingkatkan untuk pencapaian prestasi yang lebih tinggi, di tingkat Asia misalnya. Dan perlu diingat bahwa tim ini adalah tim yang digunduli oleh Uruguay 7-1 dalam ujicobanya. Maka ke sanalah tim ini harus berkaca.

Bogor 1210

Tidak ada komentar:

Posting Komentar