SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Jumat, 01 Oktober 2010

CELOTEH


PANCASILA ADALAH HARGA MATI !

Hari-hari terakhir ini kita dibuat tercenung oleh berbagai peristiwa kekerasan. Betapa anak bangsa ini begitu mudahnya terbawa anarkhi. Ruang-ruang sosial kita tercabik-cabik oleh letusan senjata api, tebasan parang, ledakan bom Molotov dan sebagainya. Adalah menjadi sebuah pertanyaan besar, ke mana keramah tamahan bangsa Indonesia yang sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia selama ini ? Atau label tersebut hanya isapan jempol atau bahkan nina bobo belaka ?

Lepas dari berbagai peristiwa yang secara mencolok mata disebarkan oleh media masa tersebut. Mari coba kita amati peristiwa sehari-hari dalam tingkah laku manusia Indonesia dalam berlalu lintas. Seorang supir angkot dengan santainya memotong sebuah kendaraan yang disalipnya dan kemudian tiba-tiba berhenti. Ketika ditegur dia menjawab “lho, ini kan angkot pak”. Lalu ada sebuah kisah iring-iringan sepeda motor yang dengan sengaja mengambil jalur kanan yang ujung-ujungnya menyumbat lalu-lintas yang berlawanan. Dan ketika ditegur, jawabnya “memang kenapa ? gak boleh ?” Lalu ada sebuah mobil pribadi di sebuah lampu merah sibuk mengklakson kendaraan di depannya demi melihat lintasan di depannya sudah sepi. Padahal lampu masih menyala merah.

Contoh peristiwa sehari-hari di atas boleh jadi adalah salah satu embrio dari peristiwa-peristiwa besar yang kemudian terjadi. Kenapa ? Karena sikap itu adalah salah satu cerminan sikap manusia Indonesia saat ini, jangankan taat pada hukum tapi sudah tak lagi peduli akan sesamanya. Semuanya seperti hendak berjalan sendiri-sendiri menuruti egonya masing-masing. Tentu saja disinilah kemudian akan terjadi pergesekan-pergesekan antar anak bangsa.

Belum lagi setiap hari kita dipertontonkan kepada tingkah laku para politisi, pejabat publik yang harusnya menjadi panutan malah menginjak-injak rasa keadilan kita

Bangsa ini, seperti sejak awal diproklamirkan, sudah bersepakat mempunyai sebuah ideologi yang khas. Khas karena digali dari keberagaman suku budaya dan agama yang ada di Nusantara. Bukan ideology salah satu diantaranya atau bahkan ideology mayoritas sekalipun. Semuanya ditampung untuk rasa kebersamaan sebuah bangsa yang utuh. Bangsa Indonesia. Dan Ideologi itu adalah PANCASILA. Dengan BHINNEKA TUNGGAL IKA sebagai semboyannya.

Yang kini menjadi pertanyaan, masih setiakah kita dengan ideology yang kita cintai ini ? Atau kita hendak memaksakan ego dan kehendak kelompok, atau bahkan sekedar individu kepada yang lain ?


Bogor, 1010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar