SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Rabu, 10 September 2008

CELOTEH

SANG PEMBAWA PESAN

Kabar tentang tingkah laku manusia Indonesia semakin beragam. Boleh jadi karena media masa kini berkembang pesat. Teknologi komunikasi yang semakin canggih. Dan para pewarta yang semakin tersebar di pelosok-pelosok negeri. Bahkan sekarang, orang bukan wartawan resmipun dapat menyampaikan kabar. Layaknya kita menyampaikan kabar kepada saudara sendiri yang jauh. Bedanya, kabar itu kini dapat dibaca dan diketahui oleh khalayak ramai.

Kabar yang sedang ramai menyangkut tingkah laku manusia Indonesia akhir-akhir ini adalah tentang kasus penyuapan oleh AS dan pembunuhan berantai oleh FIH. Kabar yang mungkin membuat kita bertanya-tanya, masa kini, semakin bobrokkah mentalitas dan kelakuan manusia Indonesia.

Merunut ke berita-berita masa lalu hingga sejarah Indonesia, sesungguhnya kita dapat melacak betapa manusia Indonesia juga sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini yang dapat berbuat kebajikan dapat pula berbuat kerusakan. Kita mengenal dan mencatat siapa-siapa manusia Indonesia yang berbuat kebaikan dan siapa yang busuk. Namun, pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari sana ?

Para pelaku yang telah menorehkan kabar dan cerita itu adalah Sang Pembawa Pesan. Mereka adalah Pembawa Pesan kepada kita, bahwa manusia Indonesia adalah manusia biasa yang setiap saat dapat berbuat apa saja. Sesungguhnya, manusia Indonesia adalah bagian dari manusia dunia. Ketika manusia dunia dapat berbuat apa saja, begitu pula manusia Indonesia.

Jadi, sebagai manusia Indonesia, tak perlu larut dalam kesedihan mendengar kabar bahwa ada manusia Indonesia yang menjadi koruptor, menjadi penjagal manusia, menjadi penipu, menjadi perusak di negara orang. Sebab, manusia dunia ada juga yang menjadi penjagal manusia dengan menyerbu negara lain. Memberondongkan senapan pada anak-anak sekolah. Melakukan bunuh diri masal karena menganggap kiamat sudah dekat. Pembunuhan karakter terhadap lawan politik.

Tak perlu bergembira berlebihan pula bila manusia Indonesia menjadi juara Olimpiade ilmu pengetahuan, negosiator ulung untuk beberapa konflik antar negara, penjaga perdamaian di negara-negara yang sedang berperang. Sebab manusia dunia juga melakukan itu.

Masalahnya sekarang, ketika telah mampu membaca pesan dimana manusia Indonesia sesungguhnya berada dalam posisinya di dunia, apa yang dapat kita lakukan. Bukankah manusia Indonesia, seperti juga manusia dunia, juga dihadapkan hanya pada dua pilihan saja ; Ya atau Tidak, Hitam atau Putih, Pahlawan atau Pecundang, Baik atau Buruk.

Sang Pembawa Pesan telah datang berkali-kali. Ada yang menawarkan dunia yang busuk dan ada yang menjanjikan dunia yang lebih baik. Manusia Indonesia masih diberi kesempatan untuk memilih. Termasuk menjadi maju atau terbelakang.


Bogor, 0808

Tidak ada komentar:

Posting Komentar