RUMAH KENANGAN
Bapak berdiri di pintu ketika ku datang
Saat itu musim jati meranggas, ku bergegas
“Cepat pulang,” katanya di telepon,
“Sedikit lagi rumah tinggal kenangan”
Pun ku berjalan tak menengok, ketika
Si Mbah berangkat menuju ladang
Tempat ku menyelinap
Di antara pepohonan jagung
Bayang-bayangnya menghilang
Kini rumah pun segera bergegas
Menyusul Bapak, menyusul ladang, menyusul Si Mbah
2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar