SELAYANG BAYANG
SELAMAT DATANG
adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.
Sabtu, 28 Agustus 2010
CELOTEH
PUISI SAYA PADA MULANYA
Sungguh tak menyangka bahwa akhirnya saya terlibat dalam puisi. Sebuah rangkaian kata yang indah, diindah-indahkan atau diniatkan untuk indah. Jadi, rangkaian kata yang tidak indah, bukanlah puisi.
Sampai SMP saya tidak suka dengan puisi. Kerena menurut saya waktu itu, puisi adalah rangkaian kata-kata yang sia-sia. Hanya ungkapan perasaan yang dilebih-lebihkan. Atau hanya ungkapan kata-kata yang ditujukan untuk merayu perempuan.
Namun hal itu berubah semua ketika saya ketika SMA kelas II mendapat tugas membuat puisi oleh Guru Bahasa Indonesia. Waktu itu sampai dipanggil ke ruang guru untuk mempertanggungjawabkan bahwa puisi yang saya bikin bukanlah plagiat. Menjiplak karya orang lain.
Saya pun kemudian berpikir, saya tak suka puisi, bahkan malas membaca puisi, tapi pernah dituduh menjiplak puisi. Bisa jadi juga memang saya menjiplak. Tapi saya memang tak melakukan itu. Hingga akhirnyapun sadar, puisi sesungguhnya sudah hadir di pikiran saya sejak lama. Saya memang suka menulis perasaan, pendapat saya akan sesuatu di buku harian. Tak sadar sudah merangkai kata-kata indah di sana.
Ketika mulai kuliah Seni Rupa di Institut Kesenian Jakarta, saya mulai berakrab-akrab dengan puisi. Karena lingkungan kuliah yang mendukung untuk mengenal lebih jauh ke dunia seni. Seni Rupa dan Sastra khususnya. Saat itulah saya mendapat ruh dari bermacam-macam puisi dsengan segala bentuknya yang dibacakan di setiap perhelatan di Taman Ismail Marzuki.
Dari sanalah saya berpendapat bahwa ternyata puisi sudah ada pada diri saya ketika saya bernyanyi. Saya waktu SD kelas 2 adalah juara nyanyi tingkat Kodya Surabaya. Akhir 70 awal 80an beberapa kali mengisi acara Ayo Menyanyi di TVRI Surabaya. Puisi ternyata juga sudah hadir ketika saya bermain dengan nyanyian anak kampung :
“ Tri ala gotri nogosari, Tiwul owal awul jenang gatul, Titenono mbesok gedhe dadi opo, Podang mbako enak mbako sedap, Dangkok engkak engkok dadi kodok “
Maka Puisi dalam pandangan saya sekarang adalah sebuah rangkaian kata-kata indah yang dibentuk dari pemilihan kata yang membentuk sebuah harmoni bunyi. Jadi puisi harus bisa dibunyikan, disuarakan. Yang mungkin sebagai ungkapan perasaan, mungkin sebuah kisah, mungkin juga bukan apa-apa.
Jadi ternyata puisi adalah Pantun, Dendang, Uro-uro, Rengeng-rengeng, Mocopatan, Parikan, Kidungan, Nyanyi dolanan anak yang sudah saya kenal sejak masa kanak-kanak. Maka berasyik masyuklah saya sekarang dengan puisi.
Bogor, 0810
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar