PERSETUBUHAN LABA-LABA
Memintalku jejaring
Simpul antar waktu
Di ujung reranting
Rapuh
Memintalmu jejaring
Temalimu masa
Reruang hampa
Getas
Kudekatimu, Kaubelaiku
Meniti serat tipis
Tempat bergantung
Embun
Dan pagi
Persetubuhan laba-laba
Kaitku kaitmu
Cakarmu cakarku
Liurku liurmu
Uh, semesta
Getarmu, geloraku
Uh, betapa
Dan usai
Berserah diri
Santap jiwaku
Bagimu
Bogor 0609
SELAYANG BAYANG
SELAMAT DATANG
adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.
Selasa, 23 Juni 2009
PUISI
SEBUAH PERNYATAAN BAHU KANAN
Nyeri itu menyerang lagi
........................................
Bogor 0609
Nyeri itu menyerang lagi
........................................
Bogor 0609
PUISI
SUNGGUH
Sungguh, aku hanya
ingin menyanyi
Bukan memberi arti
dari gumaman
angin yang telah
tertentu kemana
arah bertiup
Sungguh aku hanya
ingin mendendang
Bukan mengubah
makna yang
ada sejak
masa purba
Namun bila
suara burukku
menyesatkan hingga
kau tak memahami
nyanyi
Maafkan jiwaku
Namun bila
nadaku sumbang
mengacaukan hingga
kau tak mengerti
lagu
Maafkan ruhku
Bogor 0609
Sungguh, aku hanya
ingin menyanyi
Bukan memberi arti
dari gumaman
angin yang telah
tertentu kemana
arah bertiup
Sungguh aku hanya
ingin mendendang
Bukan mengubah
makna yang
ada sejak
masa purba
Namun bila
suara burukku
menyesatkan hingga
kau tak memahami
nyanyi
Maafkan jiwaku
Namun bila
nadaku sumbang
mengacaukan hingga
kau tak mengerti
lagu
Maafkan ruhku
Bogor 0609
Jumat, 12 Juni 2009
PUISI
SEMALAM
Semalam kuhirup
nafas dalam mimpimu
tapi kau tak sedang di sana
pergi jauh entah ke mana
Lalu melangkahku
pada dermaga
di mana perahu harapmu
pernah tertambat
Biduk itu masih ada
terombang-ambing alun
musim yang kian
tak tertebak
Tak jua temukan dirimu
maka ku jumpa ragamu
tergolek pasrah di peluk
tubuhku yang kian renta
Bogor 0609
Semalam kuhirup
nafas dalam mimpimu
tapi kau tak sedang di sana
pergi jauh entah ke mana
Lalu melangkahku
pada dermaga
di mana perahu harapmu
pernah tertambat
Biduk itu masih ada
terombang-ambing alun
musim yang kian
tak tertebak
Tak jua temukan dirimu
maka ku jumpa ragamu
tergolek pasrah di peluk
tubuhku yang kian renta
Bogor 0609
PUISI
SEBATANG POHON
Sebatang pohon terus menerus menghitung dan mencatat musim dalam lingkaran-lingkaran serupa pusaran galaksi. Sementara akarnya menghunjam bumi, mencari makan, ranting dan dedaunnya merogoh langit yang kian retak. Mengintip betapa sibuk sebuah tempat bernama surga menampung doa-doa. Betapa sepi neraka ditinggal penghuni turun ke bumi.
Sebatang pohon yang kelak kan rebah. Entah dibantai anai-anai, disambar petir, diterjang angin, digulung banjir atau terbakar merana.
Bogor 0609
Sebatang pohon terus menerus menghitung dan mencatat musim dalam lingkaran-lingkaran serupa pusaran galaksi. Sementara akarnya menghunjam bumi, mencari makan, ranting dan dedaunnya merogoh langit yang kian retak. Mengintip betapa sibuk sebuah tempat bernama surga menampung doa-doa. Betapa sepi neraka ditinggal penghuni turun ke bumi.
Sebatang pohon yang kelak kan rebah. Entah dibantai anai-anai, disambar petir, diterjang angin, digulung banjir atau terbakar merana.
Bogor 0609
Jumat, 05 Juni 2009
PUISI
KITA ADALAH
Kita adalah
sebuah noktah
indung telur
ribuan galaksi
tempat bersemayam
berjuta matahari
hidup
tanpa tanda
tanpa nafas
tanpa raga
mati
tanpa nisan
tanpa bunga tabur
tanpa ratap tangis
hanya ada doa-doa
memusar pada
diri
Bogor, 0609
Kita adalah
sebuah noktah
indung telur
ribuan galaksi
tempat bersemayam
berjuta matahari
hidup
tanpa tanda
tanpa nafas
tanpa raga
mati
tanpa nisan
tanpa bunga tabur
tanpa ratap tangis
hanya ada doa-doa
memusar pada
diri
Bogor, 0609
Selasa, 02 Juni 2009
PUISI
Sebuah puisi pesanan seorang sahabat yang sedang merancang buku perpisahan anaknya yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak
KEPIK
Terbanglah terbang
Mahluk mungil di taman
Selagi musim masih nyaman
Terbanglah terbang
Lompatlah lompat
Mahluk mungil di dedaunan
Selagi cerah mentari
Lompatlah lompat
Menarilah menari
Mahluk mungil pada bunga-bunga
Warna-warni indah merona
Menarilah menari
Tertawalah tertawa
Mahluk mungil pada dunia
Hiasi dia dengan ceria
Tertawalah tertawa
Bogor 0609
KEPIK
Terbanglah terbang
Mahluk mungil di taman
Selagi musim masih nyaman
Terbanglah terbang
Lompatlah lompat
Mahluk mungil di dedaunan
Selagi cerah mentari
Lompatlah lompat
Menarilah menari
Mahluk mungil pada bunga-bunga
Warna-warni indah merona
Menarilah menari
Tertawalah tertawa
Mahluk mungil pada dunia
Hiasi dia dengan ceria
Tertawalah tertawa
Bogor 0609
Senin, 01 Juni 2009
PUISI
23.35
Kita berada pada lorong yang sama. Dinding malam yang menautkan tegakkan pepohonan. Bak kaki-kaki raksasa yang tubuh dan kepalanya di atas, entah sebelah mana.
Kepalaku masih penuh dengan dentaman suara, kelebat gambar dan cerita sebuah film fiksi masa depan. Tubuhku berbalut aroma wewangian, dingin kabin dan roda yang melesat memburu pagi.
Kepalamu, di sana tertunduk menghitung gelas-gelas air mineral bekas. Bersanding dengan tubuh mungil berbaring beralas kardus. Karung-karung yang kuyakin juga mengejar fajar.
Tiga bulatan lampu dengan warna yang berbeda itu telah menghentikanku. Mengajak mataku bertualang menjemputmu. Dan kini kau turut bermain film dalam pikiranku.
Bogor, 0609
Kita berada pada lorong yang sama. Dinding malam yang menautkan tegakkan pepohonan. Bak kaki-kaki raksasa yang tubuh dan kepalanya di atas, entah sebelah mana.
Kepalaku masih penuh dengan dentaman suara, kelebat gambar dan cerita sebuah film fiksi masa depan. Tubuhku berbalut aroma wewangian, dingin kabin dan roda yang melesat memburu pagi.
Kepalamu, di sana tertunduk menghitung gelas-gelas air mineral bekas. Bersanding dengan tubuh mungil berbaring beralas kardus. Karung-karung yang kuyakin juga mengejar fajar.
Tiga bulatan lampu dengan warna yang berbeda itu telah menghentikanku. Mengajak mataku bertualang menjemputmu. Dan kini kau turut bermain film dalam pikiranku.
Bogor, 0609
Langganan:
Postingan (Atom)