HEI
Hei, siapakah berlagu
dendang di terik siang
Hei, sayup-sayup tertiup
ambisi angin jaman
Hei, inikah suaramu
rintihan rekah tanah
Hei, aku mendengarmu
aku menyimakmu
Bogor, 0409
SELAYANG BAYANG
SELAMAT DATANG
adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.
Rabu, 22 April 2009
Kamis, 16 April 2009
PUISI
UNTUK KEKASIH SETIAKU ( IV )
Ceruk waktu bukit berbatu
berbaris dinding berlapis-lapis
Diriku senyap pada ronggamu hangat
menyusun nafas satu persatu
mengatur suara aku terbata
Inikah seperti saat sang manusia mulia
bertemu penunggang burung surga
dalam liang meringkuk memeluk lutut
Demam tak kunjung henti
Nikmat tiada tara
Cintamu terus memberondong
Larik-larik keindahan susul menyusul
Tak kuasa diriku menahan gejolak
Magma membumbung
Siap meledak
Dan oh
Tak ada lagi
Oh keraguan
Dirimu ku
Diriku mu
Bogor 0904
Ceruk waktu bukit berbatu
berbaris dinding berlapis-lapis
Diriku senyap pada ronggamu hangat
menyusun nafas satu persatu
mengatur suara aku terbata
Inikah seperti saat sang manusia mulia
bertemu penunggang burung surga
dalam liang meringkuk memeluk lutut
Demam tak kunjung henti
Nikmat tiada tara
Cintamu terus memberondong
Larik-larik keindahan susul menyusul
Tak kuasa diriku menahan gejolak
Magma membumbung
Siap meledak
Dan oh
Tak ada lagi
Oh keraguan
Dirimu ku
Diriku mu
Bogor 0904
Senin, 13 April 2009
PUISI
UNTUK KEKASIH SETIAKU ( III )
Pada sebuah padang lapang
Di naung pohon rindang
Matahari teduh
Sapa angin menggiring awan
yang ekornya menarikan
rambut kecil dekat telingamu
Uh, tak dapat ku menahan gejolak
Kau melirikku, lalu
tersenyum entah pada siapa
Karena kau tak lagi memandangku
Malah ku berpikir kau mencibir
Uh, nafsuku
Ingatkah ketika kau mulai mengejarku, tanyamu lembut
Aku diam tak paham apa yang hendak kau bicarakan
Sedikit dari yang ku ingat, kataku, akhirnya
Ya, tadinya kau hanya mengenal namaku
Aku mengangguk setuju
Sedikitpun tak hirau, meski ku melintas di mata
telinga, ucap, rasa dan pikirmu
Kembali aku mengangguk setuju
Lalu kenapa kau mengejarku, tanyamu
Kubuang pandang pada cakrawala
yang kian melengkung setelah bermilyar
tahun meregang dan membuat lubang-lubang hitam
kuburan matahari penghisap menuju negeri entah
Aku seperti batas langit yang pada saatnya adalah kematian, kataku
Sesungguhnya aku telah mencintaimu sejak dulu, katamu
Tiba tanah lapang pun mengkerut
Hanya tersisa untuk duduk dan pijak
Tajuk pohon melengkung, merengkuh
Aku pun menyusut ke dalam dirimu
Berasyik masyuk di ronggamu
Bogor 0409
Pada sebuah padang lapang
Di naung pohon rindang
Matahari teduh
Sapa angin menggiring awan
yang ekornya menarikan
rambut kecil dekat telingamu
Uh, tak dapat ku menahan gejolak
Kau melirikku, lalu
tersenyum entah pada siapa
Karena kau tak lagi memandangku
Malah ku berpikir kau mencibir
Uh, nafsuku
Ingatkah ketika kau mulai mengejarku, tanyamu lembut
Aku diam tak paham apa yang hendak kau bicarakan
Sedikit dari yang ku ingat, kataku, akhirnya
Ya, tadinya kau hanya mengenal namaku
Aku mengangguk setuju
Sedikitpun tak hirau, meski ku melintas di mata
telinga, ucap, rasa dan pikirmu
Kembali aku mengangguk setuju
Lalu kenapa kau mengejarku, tanyamu
Kubuang pandang pada cakrawala
yang kian melengkung setelah bermilyar
tahun meregang dan membuat lubang-lubang hitam
kuburan matahari penghisap menuju negeri entah
Aku seperti batas langit yang pada saatnya adalah kematian, kataku
Sesungguhnya aku telah mencintaimu sejak dulu, katamu
Tiba tanah lapang pun mengkerut
Hanya tersisa untuk duduk dan pijak
Tajuk pohon melengkung, merengkuh
Aku pun menyusut ke dalam dirimu
Berasyik masyuk di ronggamu
Bogor 0409
Rabu, 01 April 2009
GEGURITAN
SOM, PIYE TO SOM
Som, piye to Som
Makelar manuk kok nyaleg
Mbok delok bojomu kono
Geru-geru nangis ditagih utang
Som, piye to Som
Cucak rowomu po wis payu
Sepeda montormu wis mlayu
Mbok gadekno omah moro tuamu
Som, piye to Som
Jejogedan ning nduwur panggung
Bareng artis pamer bokong
Pledang-pleding ning sirahe wong
Som, piye to Som
Nek edan mbok yo mesisan
Ben ndang digowo ning rumah sakit
Solahmu agawe moto sepet
Bogor 0409
Som, piye to Som
Makelar manuk kok nyaleg
Mbok delok bojomu kono
Geru-geru nangis ditagih utang
Som, piye to Som
Cucak rowomu po wis payu
Sepeda montormu wis mlayu
Mbok gadekno omah moro tuamu
Som, piye to Som
Jejogedan ning nduwur panggung
Bareng artis pamer bokong
Pledang-pleding ning sirahe wong
Som, piye to Som
Nek edan mbok yo mesisan
Ben ndang digowo ning rumah sakit
Solahmu agawe moto sepet
Bogor 0409
Langganan:
Postingan (Atom)