KU LIHAT MATA ELANG
Ku lihat mata elang
empunya sepasang
kaki-kaki kukuh
bertengger gagah
sebatang ranting pinus
pada pagi menghunus
dingin kabut bersarang
di tepi danau hening
Mata menatap muka air
tanpa riak tanpa kabar
meski angin bertiup
tak dapat memaksa
dedaun pinus bersiul
tapi mampu lenakan
beberapa ekor ikan
dalam danau tenang
mereka bermain
Mata elang menyala
empunya paruh sekeras besi
terkatup kuku setajam
pedang mencengkeram
ranting menggigil
menahan bunyi gemeretak
Maka pada sekian
ribu detak jantungnya
terbanglah elang terbang
melayang tinggalkan
ranting waktu menjadi
pijakan masa lalu
Hilang waktupun hilang
Menyatu jadi sayap mengepak
Mendorong tubuh melesat
susuri sepi rata muka air
Tinggalkan angin tersedu
Meratapi nasib di belakang
Mata elang mata api
Empunya cakar menyergap
Mangsa yang tak lagi sempat
berpikir apakah kecipak
air adalah kabar baik
ataukah kabar buruk
Yang dia tahu adalah
sepasang kaki kukuh
dengan kuku-kuku
belati mencengkeram
nasib dirinya hari ini
telah ditentukan pada
sang mata bola api
Ku lihat mata elang
Lesat terbang menghilang
pada tegakan pinus pagi bisu
Air danau berasap kabut biru
Hening dan tenang
Bogor 0309
Tidak ada komentar:
Posting Komentar