SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Kamis, 07 April 2011

CERPEN ; Fabel

KISAH CACING TANAH DAN ULAT YANG SOMBONG


Seekor cacing tanah muda ingin sekali melihat pemandangan di permukaan tanah. Suatu hari dia meminta ijin kepada Bapaknya untuk pergi melongok ke atas tanah. Dan Bapaknya mengijinkan dengan pesan agar berhati-hati karena di atas tanah banyak sekali pemangsa seperti yang pernah Bapaknya ceritakan. Ada mahluk bersayap yang benama ayam atau burung, dan ada mahluk yang bernama manusia yang akan menjadikan mereka sebagai umpan memancing ikan. Sang cacing tanah muda mengerti apa yang dipesankan oleh bapaknya.
Maka pada suatu hari merambatlah dia ke atas permukaan tanah. Semakin ke atas, suasana sekeliling semakin terang. Sesekali cacing tanah muda berhenti untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang semakin lama semakin terang dan suhu yang semakin hangat. Tak berapa lama, sampailah dia di atas permukaan tanah. Dia langsung melihat ke sekeliling. Dia mencocokkan benda-benda yang dilihatnya dengan benda-benda dalam cerita Bapaknya. Cacing tanah muda berpikir, mungkin dia sedang berada di dekat sebuah tanaman rendah yang berdaun lebat.
Memang betul, cacing tanah muda sedang berada di bawah rerimbunan tanaman rendah yang berdaun lebar dan lebat. Sesekali angin bertiup menggoyang-goyangkan dedaunan. Cacing tanah muda menikmati semilir angin. Daun-daun yang tersibak membukakan sinar matahari jatuh ke tanah mengenai cacing tanah muda. Membuat cacing tanah muda terkejut karena cahaya yang tiba-tiba menerpa. O, inikah yang disebut matahari.
Sementara sedang asyik menikmati suasana di permukaan tanah, tiba-tiba, BUK ! Sebuah benda jatuh tak jauh darinya. Cacing tanah terkejut. Benda apakah itu ? Benda itu adalah sebuah benda yang bentuknya mirip dengannya tapi dengan warna hijau dan bulu yang pendek-pendek di sekujur tubuhnya.
Benda itu adalah seekor ulat. Cacing tanah tak tahu bahwa benda itu adalah juga seekor mahluk hidup. Namun ketika ulat itu mulai menggeliat-geliat dan mengeluarkan suara-suara mengeluh, barulah cacing tanah tahu bahwa benda itu adalah seekor mahluk hidup.
Ya, ulat itu mengeluh karena dia jatuh dan harus memanjat ke atas.
“Hei, kawan...kamu siapa ?” Tegur cacing tanah.
“Uh...uh...hei....kamu siapa ? Buruk sekali rupamu.....” Ulat belum menjawab pertanyaan cacing tanah malah balik bertanya, bahkan mencela pula.
“Eh....aku cacing tanah....kamu siapa,” jawab cacing tanah tersenyum. Berusaha untuk tak marah meski kawan barunya itu telah mencelanya.
“O....aku ulat. Cacing tanah...aku pernah mendengarnya. Ternyata kamu memang buruk sekali,”
“Ya beginilah aku. Asalmu dari mana dan kenapa kamu tiba-tiba ada di sini ?”
“O....aku tadi di atas sana,” kata ulat sambill menunjuk ke atas. “Aku sedang makan dedaunan. Tapi angin sialan telah meniupku dengan keras sehingga aku terjatuh,” jawan ulat dengan  nada masih kesal. “Ini kejatuhanku yang ke empat. Kini aku harus memanjat ke atas lagi. Angin memang sialan.”
“O...bukankah memang tugas angin untuk bertiup, kawan. Seperti juga matahari yang bersinar, awan menumpahkan hujan, begitu kata Bapakku,” cacing mencoba mengingatkan agar ulat tak terlalu marah karena alam memang begitu adanya.
“Tidak....tidak....angin dengan sengaja bertiup keras-keras agar aku terjatuh. Huh !” Ulat tetap dengan kemarahannya. Lalu suasana hening sejenak. Angin bertiup pelan. Cacing tanah muda berpikir mencari cara meredakan ketegangan pada pembicaraan itu.
Tapi ulat memang terlalu sombong dan masih tetap terbawa emosinya, “hei mahluk buruk..kenapa pula kamu ada di sini. Bukankah seharusnya kamu ada di dalam tanah. Sedang mengintip aku ya ?”
“Tidak. Aku tak sedang mengintipmu, ulat. Ini adalah kali pertama aku melihat permukaan tanah. Baru kali ini aku diijinkan oleh kedua orang tuaku melihat-lihat ke atas.....” jawab cacing tanah dengan tenang.
“Hm....kamu beruntung cacing tanah. Sebentar lagi kamu akan menyaksikan pemandangan yang sangat menakjubkan. Pertama kali kamu melihat ke atas permukaan tanah, pertama kali pula kamu akan menyaksikan sebuah keindahan,”
“O ya...ya.....apakah itu ?”
“Sebentar lagi aku akan naik ke atas. Ke dedaunan kembali. Aku sebentar lagi akan berpuasa. Dalam berpuasa itu aku akan menutup diriku dengan liurku. Aku akan bertapa untuk beberapa hari. Dan setelah itu.....kamu akan menyaksikan sebuah pemandangan yang pasti belum pernah kamu lihat sebelumnya,”
“O...pemandangan apakah itu.....?”
“Aku akan berubah menjadi mahluk tercantik yang pernah kamu lihat. Aku akan berubah menjadi mahluk lain. Aku bukan lagi ulat. Aku seekor kupu-kupu....Aku bersayap. Ya....aku punya sayap yang indah”
Cacing tanah terdiam. Dia tak dapat membayangkan kejadian yang diceritakan oleh ulat. Bagaimana bisa ? Ah, jangan-jangan ulat cuma membual saja. Cacing semakin dapat menangkap sifat ulat yang memang sombong itu. Maka dia pun meragukan cerita ulat.
“Lalu...dalam berapa hari aku akan melihat kamu akan berubah, ulat ?”
“Begini. Setelah ini aku akan memanjat ke atas tanaman ini. Aku akan berhenti di cabang ke tiga sebelah sana,” ulat menunjuk sebuah arah dimana ada tiga buah ranting, “aku akan menutup diriku di sana, agar kamu dapat melihatku dari sini. Sejak hari ini, maka sering-seringlah muncul ke permukaan tanah.”
“Ya....ya”
“Nah...sekarang, selamat tinggal. Aku akan pergi ke atas.”
Maka ulat pun berjalan ke arah tanaman dan tampak mulai memanjat. Dari bawah, cacing tanah mendengar senandung riang ulat yang timbul tenggelam dibawa angin.
Namun tiba-tiba cacing tanah muda merasa ada titik air yang menerpa tubuhnya.
Hujan ? Pikirnya.
Lalu ada titik air lagi.
Ya. Hujan.....
Maka diapun beringsut untuk kembali ke dalam tanah. Tapi dia lalu berhenti. Kenapa hujan ini baunya aneh ? Pikirnya. Tajam menyengat.  Cacing tanah muda membaui udara yang mulai menyesakkan. Lalu tiba-tiba, BUK !
Ulat kembali jatuh dari atas. Kali ini tubuh kawan barunya itu menggeliat-geliat tanpa suara. Mungkin ternggorokannya tercekik.
Cacing tanah muda menghentikan niatnya untuk segera masuk ke dalam tanah. Dia hendak menghampiri kawan barunya itu. Mungkin ulat kali ini butuh pertolongan, pikirnya.
Namun sebelum sampai kepada kawan barunya itu, tiba-tiba ada yang membelit tubuhnya dan menariknya ke dalam tanah.
“Masuk !....masuk !.....manusia sedang membasmi ulat,” suara Bapaknya.
Merekapun masuk jauh, jauh ke dalam tanah.
Pada tempat yang dikiranya cukup aman dari racun yang sedang ditebar manusia, Bapaknyapun mulai bercerita. Bahwa saat itu manusia sedang membasmi ulat. Ulat adalah hewan pengganggu karena mereka memakan dedaunan dari tanaman yang manusia tanam. Dan racun itu sesungguhnya juga berbahaya bagi mereka, kaum cacing. Padahal cacing justru membantu manusia dalam menggemburkan tanah. *****

BOGOR 2010

1 komentar:

  1. http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/saat-memulai-hubungan-baru-bicarakan-4.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/glaukoma-penyebab-terbesar-orang-jadi.html
    http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/deretan-fitur-canggih-timbangan-berat.html

    QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    • Bandar66
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus