SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Rabu, 29 Desember 2010

PUISI









MALAM TAHUN BARU
( Yan Dalam kenangan )


Malam tahun baru ini pasti riuh
oleh kembang api yang tak menjangkau
angkasa kosong tanpa bintang
karena kau telah berhenti
menghitung usia yang
telah ditambahkan Tuhan
empat tahun lalu sebagai
bonus atas upayamu melawan
sakit yang dititipkan padamu
demi mengingatkan kami
bahwa hidup tak sampai
sejengkal jarak namun
sejauh bintang gemintang
yang kau kagumi dan kau
teliti satu persatu lalu
kau kabarkan bahwa Tuhan
telah menaklukkan alam
semesta raya hanya untuk
manusia



BOGOR 1210

CELOTEH

SEPAK BOLA INDONESIA, KAPAN KELUAR DARI TEMPURUNGNYA ?

* Lagi. Catatan pengamat sepak bola amatiran *

Bagai katak dalam tempurung, begitulah saya mengibaratkan sepak bola Indonesia. Betapa tidak, selama kita merdeka Timnas Indonesia tiada gaungnya di kancah dunia. Kita hanya berkutat di ( tempurung ) Asia Tenggara. Sebuah pertanyaan klasik, kalau ditilik dari jumlah penduduk yang lebih dari dua ratus juta jiwa, apakah kita tak mampu menyaring pemain sehingga membentuk tim yang tangguh sehingga mampu bermain di tingkat dunia ?

Di tengah ingar bingar Piala AFF 2010 sesungguhnya kita telah disadarkan bahwa jawaban atas pertanyaan klasik itu telah ada. Sungguh tak dinyana, Timnas kita kali ini bermain lebih rapi dan bersemangat. Meski ( tak dapat dimungkiri ) terdapat pemain naturalisasi di sana, namun permainan pemain lokal lebih menawan dari yang sudah-sudah. Di sini peran pemain naturalisasi dengan semangat profesionalismenya adalah salah satu pendongkrak semangat pemain lokal.

Berbicara tentang sepak bola ( tempurung ) Asia Tenggara, saya yakin semua penggila dan pengamat sepak bola kita sepakat, sesungguhnya di lingkaran ini sepak bola tidaklah berkembang. Coba simak, tim Negara mana yang mampu berbicara di kancah yang lebih tinggi ? Mungkin kita pernah melihat kiprah Thailand di tingkat Asia. Tapi ya begitu-begitu saja.

Saya mengamati sepak bola Asia Tenggara penuh intrik dan ketidak sportifan. Secara nyata di lapangan sering kali terjadi hal-hal yang menciderai sportifitas. Seperti bermain kasar, mengulur-ulur waktu dengan berbagai cara yang menyebalkan. Belum lagi tingkah pendukung yang meneror pemain dengan berbagai cara agar timnya menang. Seperti insiden terakhir di mana pendukung Malaysia memainkan sinar laser untuk mengganggu pemain Indonesia. Yang paling mencolok terjadi adalah di tahun 1998 ketika Piala AFF masih bernama Piala Tiger. Saat itu dua tim menghindari bertemu Vietnam, sang tuan rumah, yang notabene sedang kuat-kuatnya. Maka Thailand bermain super negatif dengan membiarkan Indonesia menyerang untuk menang sehingga bertemu Vietnam. Untuk mengakali indikasi kecurangan itu, pemain Indonesia justru bertindak lebih ekstrim dengan melakukan gol bunuh diri yang konyol. Sepak bola Asia Tenggara ibaratnya sepak bola antar kampung ( tarkam ) di Indonesia. Yang cenderung bermain kasar, curang dan tak jarang berujung tawuran antar kampung pendukung.

Di Piala AFF 2010 ini terpetik sepercik asa akan kualitas permainan kita di tangan Alfred Riedl. Bohong apabila ada yang mengatakan bahwa pemain kita tak akan pernah dapat berkiprah di tingkat dunia. Kini seseungguhnya tinggal bagaimana mengelola dan merubah cara berpikir kita. Pelatih Austria ini sudah memberi beberapa contoh seperti mendepak Boaz karena indisipliner, melarang media terlalu sering mengusik pemain dan yang terakhir melarang seremonial-seremonial ( akhirnya ) yang dapat merusak konsentrasi pemain.

Ayo Sepak Bola Indonesia ! Keluar dari tempurungmu !


Bogor 1210

Selasa, 28 Desember 2010

CELOTEH

MANUSIA DAN PERUBAHAN ALAM

( sebuah renungan akhir tahun 2010 )

Dalam beberapa hari ke depan, menurut hitungan masehi, bumi akan mengulangi masa perputarannya mengelilingi matahari pada titik yang sama. Pada titik yang sama ? Tentu saja ini sebuah pernyataan yang perlu diperdebatkan. Karena bila mungkin bisa kita buat sebuah koordinat di alam semesta, besar kemungkinan pada masa yang kita anggap sebagai titik hitungan awal tahun itu, bumi tidaklah berdiri di koordinat yang tepat sama. Namun, untuk kemudahan, kesederhanaan perhitungan maka anggaplah hal itu adalah sama. Padahal di luar sana berjuta hal dapat dimungkinkan. Manusia dengan daya upayanya mencoba menyederhanakan segala sesuatu yang sesungguhnya teramat rumit.

Begitu juga akhir dan awal sebuah ( hitungan ) tahun. Setiap saat pula kita memperbaharuinya. Angka 1 menjadi 2, angka 2 menjadi 3 dan seterusnya dan seterusnya. Segalanya mesti berubah. Perubahan-perubahan itu adalah demi pemahaman-pemahanan baru akan kenyataan sehari-hari yang otomatis juga terus berubah.

Manusia pada awalnya memaknai perubahan menurut perubahan alam itu sendiri. Pergantian siang dan malam, pergantian musim, pergantian bentang alam dan sebagainya. Manusia menemukan bahasa, menemukan api, menciptakan alat-alat, menciptakan sistem dalam rangka menyiasati perubahan yang datangnya dari luar dirinya. Sambil terus mempelajari alam dan mengembangkan pengetahuannya.

Hingga pada akhirnya manusia menjadi agen perubahan itu sendiri. Ambil contoh ketika revolusi industri dimulai dengan ditemukannya mesin uap. Saat di mana udara yang tadinya masih asli dan murni menjadi teracuni oleh temuan-temuan manusia. Maka struktur alampun berubah.

Ketika manusia telah menjadi agen perubahan maka mau tak mau perubahanpun berjalan amat pesat. Karena dalam diri manusia terdapat sebuah ambisi, maka ambisilah yang menjadi lokomotif yang amat kuat dayanya untuk menarik gerbong-gerbong daya pikir, daya kreasi dan daya hidup. Ambisi yang pada awalnya adalah hanyalah daya untuk mempertahankan hidup dalam mengatasi alam yang tak banyak diketahui menjadi daya untuk menaklukkan alam di bawah kaki.

Dalam dua dasa warsa terakhir ini sering sudah kita mendengar kekhawatiran-kekhawatiran manusia akan perubahan alam yang berbeda dari tahun ke tahun. Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh percepatan-percepatan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Mencairnya es di kutub. Bertambah luasnya gurun-gurun di Afrika. Musim dingin yang lebih dingin, demikian juga dengan musim panas yang lebih panas di Eropa dan Amerika. Hujan yang dengan intensitas yang tinggi di tropis dan subtropis. Kenaikan muka air laut. Manusia telah lupa bahwa alam adalah hidup. Alam juga mempunyai daya yang amat dahsyat untuk menyeimbangkan dirinya. Manusia sudah lupa bahwa dirinya adalah bagian dari alam itu sendiri.

Telah menjadi sebuah kekhawatiran yang meluas bilamana manusia sedang memasuki sebuah episode peradaban yang gelap. Peradaban di mana manusia harus berjuang lebih berat dari sebelumnya dalam menghadapi tantangan alam yang sedang menggeliat kuat.

Merefleksikan pada sebuah perjalanan bumi mengelilingi matahari, matahari mengelilingi galaksi, betapa kecilnya manusia, namun betapa besarnya ambisinya menaklukkan alam. Hitungan-hitungan, perkiraan-perkiraan yang diciptakan manusia sesungguhnya adalah untuk menyederhanakan sesuatu yang sesungguhnya rumit dan masih meraba-raba. Sementara yang diraba itupun terus berubah. Dengan atau tanpa campur tangan manusia. Masihkah manusia akan meneruskan ambisi-ambisi penaklukannya ?

Selamat Tahun Baru 2011.

Bogor 1210

Rabu, 22 Desember 2010

PUISI














MENJADI IBU

Sudah hamil, sudah pula melahirkan
maka menyusuilah ia anak yang kelak
tumbuh berkembang lalu pergi

sebagian ada yang berbalas
sebagian ada yang begitu saja lepas

Sudah bekerja, sudah pula memasak
untuk seluruh keluarga
dan anak-anak

sebagian ada yang berterima kasih
sebagian ada yang memaki

Eh, ada yang bilang
sebagian besar penghuni neraka adalah wanita
Tapi kenapa juga surga ada di telapak kaki ibu



BOGOR 1210

Selasa, 21 Desember 2010

CELOTEH

GELIAT TIMNAS INDONESIA DI PIALA AFF 2010

* catatan pengamat sepakbola amatiran *

Sebagai penggemar sepak bola, di Piala AFF 2010 ini saya disuguhi permainan yang menarik dan menjanjikan Timnas Indonesia. Betapa tidak, selama ini saya hampir selalu menyaksikan Liga Inggris dengan permainan sistematika yang menawan kini permainan yang hampir sama tersebut dilakukan oleh Timnas kita. Jujur saja, sejauh ini pengamatan saya terhadap permainan Timnas kita yang sudah-sudah adalah kacau balau. Seperti tim yang tidak pernah latihan. Di mana koordinasi antar lini sering kali berantakan. Pengertian antar pemain jarang terjadi. Memang tampak keahlian individu beberapa pemain. Tapi apalah artinya bila ketika sampai pada saatnya dia mengumpan tak ada kawan yang mengerti pergerakannya. Ada kerjasama di belakang hingga ke tengah, di bagian depannya kurang menyambut. Peluang terbuang sia-sia. Tampak sekali antar pemain saling mengandalkan satu sama lain. Seperti sudah tahu sitematikanya tapi kurang paham menjalankannya. Ditambah lagi oleh stamina yang kedodoran. Ini tampak di sekitar sepuluh menit terakhir babak pertama dan dua puluh lima menit terakhir babak kedua.

Di Timnas Piala AFF 2010 kali ini hampir semua kekurangan itu diperbaiki. Tampak sekali sistematika sepak bola sudah dimainkan. Bahkan tampak bergerak secara reflek. Ketika menyerang, ada gelandang yang turut membantu. Bahkan beberapa kali gol dihasilkan dari baris kedua ini. Ketika bertahan, tak hanya pemain belakang yang berjibaku, tapi pemain tengah bahkan depanpun turun keluar dari areanya. Setiap kali umpan selalu ada pemain yang menyambut. Bahkan seringkali umpan daerah terkejar. Terutama oleh pemain sayap yang memang tampak ditugaskan demikian. Setiap pemain disiplin menjaga daerahnya. Beberapa kali tampak bertukar posisi untuk mengecoh lawan. Seperti sebuah system yang berjalan dengan otomatis. Tanpa menunggu atau mengandalkan kawan yang lain. Karena yakin bahwa aka nada teman yang segera menerima umpan.

Saya percaya ini dihasilkan oleh seorang pelatih utama bertangan dingin yang telah memilih pemain sesuai dengan idealismenya dan sistematikanya. Kalau tidak, tentu permainan yang diinginkannya tak akan berjalan. Di sinilah kelihaian pelatih dibuktikan.

Adalah Alferd Reidl yang menukangi Timnas Indonesia kali ini. Dari awal pelatih asal Austria ini sudah mengatakan bahwa dia akan memilih pemainnya sendiri dan tak mau dicampuri. Nah, dari pernyataan ini terbukti sudah bahwa selama ini pelatih tak mendapatkan hak otonominya seratus persen. Pantas saja pemain tampak tak kompak satu sama lain. Permainan selalu tampak timpang. Karena saya yakin bahwa pelatih yang baik pasti tahu benar kebutuhan untuk tim-nya. Maka dia akan memilih siapa-siapa yang akan menempati posisinya. Salut juga perlu diacungkan kepada Reidl, bahwa dia telah menetapkan sebuah disiplin yang tinggi terhadap pemainnya. Terbukti, pemain sekaliber Boaz Salossa dia coret karena mangkir hingga hari terakhir pemanggilannya. Padahal pemain ini tergolong bertalenta tinggi. Buat apa sebuah talenta yang tinggi bila tak disiplin. Bakat hanya 10 persen penentu keberhasilan seseorang. Selebihnya adalah disiplin dan kerja keras. Begitu kata sang bijak.

Inilah Timnas yang didambakan oleh penggila bola di Indonesia. Sebuah tim dengan sistem permainan yang rancak dan memikat. Kali ini saya tak lagi sering kecewa bila seorang pemain mengumpan pada ruang kosong entah siapa yang dituju. Saya tak lagi sering kecewa melihat seorang penyerang yang hanya menunggu bola matang. Kini semua barisan tampak bekerja keras dan berbuat demi kemenangan tim dan kebanggaan bangsa. Namun meski begitu masih ada kekurangannya. Yakni stamina yang masih kedodoran di dua puluh menit terakhir babak kedua. Beruntung kita masih melawan tim se Asia Tenggara yang secara fisik dan stamina hampir sama. Kalau melawan kesebelasan Korea Selatan atau Jepang mungkin sudah lain ceritanya.

Ke depan semua masih perlu ditingkatkan untuk pencapaian prestasi yang lebih tinggi, di tingkat Asia misalnya. Dan perlu diingat bahwa tim ini adalah tim yang digunduli oleh Uruguay 7-1 dalam ujicobanya. Maka ke sanalah tim ini harus berkaca.

Bogor 1210

PUISI

SELAMAT PAGI NEGERI PUISI

Selamat pagi negeri puisi
Tanah kekacauan yang indah
Bentang alam jungkir balik suka-suka
Lengkung langit tanpa batas
Benda-benda baru selalu tercipta
Peri bernyanyi mendayu-dayu


Bogor 1210