SELAYANG BAYANG

SELAMAT DATANG

adalah ruang di mana ada kehidupan yang saling menghidupi. Mungkin ada puisi, mungkin ada cerita, mungkin ada renungan atau oleh-oleh kecil atas sebuah perjalanan, mungkin ada imaji, bahkan mungkin sekedar omelan belaka. Suka maupun tak, apabila berkenan, tinggalkan jejak kata.
Apapun, selamat menikmati. Semoga menjadi inspirasi.
Terima kasih telah berkunjung.

Jumat, 30 Oktober 2009

CERPEN ; Fabel

KISAH RAJA MONYET UTARA

Tersebutlah sebuah hutan belantara yang luas yang dikuasai oleh para monyet. Belantara itu terbagi dalam empat kerajaan monyet yang masing-masing menguasai empat penjuru angin. Utara, Timur, Selatan dan Barat. Kerajaan-kerajaan itu seringkali berkelahi demi memperluas daerah kekuasaannya. Demi semakin luasnya daerah mereka untuk mencari makanan. Yakni buah-buahan.

Kerajaan-kerajaan monyet itu dipimpin oleh seekor monyet yang bertubuh paling besar dan berwajah lebih seram. Di keempat kerajaan monyet itu, pergantian puncak kekuasaan selalu dilakukan dengan perkelahian antar mereka. Kalau ada salah satu rakyat monyet yang merasa pantas memimpin kerajaan, maka dia akan menantang sang raja untuk berkelahi. Kalau dia menang, dia berhak menggantikan sang raja. Siapapun yang kalah maka dia akan diasingkan. Setelah beberapa saat baru diijinkan kembali ke kelompoknya. Itupun atas seijin sang raja yang sedang berkuasa.

Di Kerajaan Utara ada seekor monyet muda yang tumbuh dengan tubuh yang ideal untuk dijadikan raja. Namun oleh keluarganya, sang monyet muda ini tak diperbolehkan terlalu sering keluar sarangnya. Karena Sang Raja yang saat ini sedang berkuasa tidak ingin ada yang dapat mengalahkannya. Kalau Raja mendengar ada monyet muda yang tampak akan bertubuh besar, seperti yang pernah terjadi, dia akan mendatangi keluarga itu dan segera mengusirnya.

Sang monyet muda, meski disembunyikan, dia sangat rajin berlatih untuk mengembangkan otot-ototnya. Dia berlatih berayun dengan lincah dari pohon-ke pohon. Dia juga makan buah-buahan pilihan yang matang dan segar. Keluarganya sangat yakin dan berharap, dialah raja selanjutnya di Kerajaan Utara.

Pada suatu hari, Kerajaan Utara mendapat serangan dari Kerajaan Timur. Berhari-hari belantara ditingkahi oleh jerit dan teriakan-teriakan para monyet yang berkelahi. Meskipun begitu tetap sunyi senyap di malam hari. Karena saat itulah mereka beristirahat demi mengumpulkan tenaga untuk berkelahi esok.

Bagi yang kalah, mereka akan mundur beberapa jauh sampai batas di mana sang pemenang akan menentukan wilayahnya. Bagi pemenang, mereka akan mengambil wilayah secukupnya. Tak sampai menguasai seluruh wilayah yang kalah. Jadi, belantara akan selalu tetap terbagi dalam empat kerajaan.

Inilah saatnya sang monyet muda keluar dari persembunyian dan turut berkelahi melawan Kerajaan Timur. Ternyata, berkat sang monyet muda, Kerajaan Utara dapat mempertahankan daerah kekuasaannya dari serbuan Kerajaan Timur. Mereka berhasil memukul mundur para penyerbu itu. Kini rakyat Kerajaan Utara mendapat pahlawan baru. Yakni seekor monyet muda yang keluar dari persembunyiannya. Monyet mudapun itu dielu-elukan oleh seluruh rakyat monyet utara.

Hal ini menimbulkan rasa kecemburuan dari sang Raja. Raja Monyet Utara menantang sang pahlawan untuk berkelahi. Monyet muda bersedia namun dengan tahta kerajaan sebagai taruhannya. Karena sudah berada dipuncak amarahnya, tanpa berpikir panjang, Sang Raja Monyetpun bersedia. Maka pertarunganpun digelar. Kedua monyet berkelahi dengan seru. Saling mencakar, menarik, membanting, mendorong, memukul, menendang, menggigit. Melakukan apapun yang bisa dilakukan. Karena mereka adalah monyet.

Setelah beberapa lama berkelahi, sang Raja Monyet Utarapun menyerah kalah. Dan seperti biasa, sang pecundangpun diasingkan dari masyarakat. Dan kini rakyat Kerajaan Utara mendapatkan raja baru.

Namun raja muda baru ini ternyata mempunyai sifat yang berbeda dari raja yang lama. Raja lama, meski kejam tapi suka bekerja keras tak suka bermalas-malasan. Pekerjaan apapun dilakukannya sendiri. Tapi raja muda baru malah sebaliknya. Setelah mencapai tampuk puncak kekuasaan dia malah menjadi pemalas. Selalu ingin dilayani oleh rakyatnya. Selalu menyuruh ini dan itu. Tanpa mau melakukannya sendiri.

Karena sifat pemalasnya, tubuh raja muda yang tadinya tegap dengan otot-otot kekar dan terlatih menjadi gemuk dan lembek. Tubuhnya kini hanyalah sebuah timbunan lemak berjalan. Untuk bergerakpun dia tampak susah payah.

Ini menjadi kesedihan seluruh rakyat monyet utara. Pahlawan mereka tak segagah dulu. Karena kekuasaan telah merubahnya menjadi seekor monyet gemuk yang pemalas. Rakyat monyet Utara mulai khawatir kalau-kalau ada serbuan lagi dari kerajaan lain. Bagaimana seorang Raja yang kegemukan dan tak terlatih dapat memimpin rakyatnya berkelahi mempertahankan wilayahnya ?

Dan ternyata memang benar adanya. Kerajaan monyet Timur yang telah dikalahkan oleh kerajaan monyet Utara mendengar desas desus itu. Raja monyet Timur merasa inilah kesempatan menyerbu kembali ke utara. Maka pada suatu hari diadakanlah penyerbuan kembali ke Utara.

Kembali belantara di warnai oleh teriakan dan jeritan perkelahian. Kembali berhari-hari para monyet itu bertempur. Namun seperti yang dikhawatirkan oleh rakyat kerajaan monyet Utara, Sang Raja tak mampu memimpin rakyatnya. Dan Kerajaan Utara mengalami kekalahan yang telak. Hampir separuh wilayahnya dikuasai oleh Kerajaan Timur. Dan yang lebih menyedihkan, Raja mereka hilang dalam pertempuran. Kini rakyat monyet Utara harus memilih kembali Raja mereka. Sambil berharap Sang Raja nantinya dapat kembali merebut wilayah mereka yang terampas. ****

6 komentar:

  1. mmm . .. keren juga nih :D

    BalasHapus
  2. terima kasih, Clarion. Salam kenal ya :)

    BalasHapus
  3. bagus cerpennya ............menjiwai

    BalasHapus
  4. terima kasih Mas Edo, sudah berkunjung.. :)

    BalasHapus
  5. Terima kasih Joker, sudah mampir dan mengapresiasi. Salam kreatif :)

    BalasHapus